ISRA’ MI’RAJ: FENOMENAL DAN KONTROVERSIAL
A.
ISRA’
-
Pada
saat Rasulullah saw sedang menjalani 11 tahun masa kenabiannya, kondisi
perjuangan Islam sedang masa-masa paling sulit, yaitu: umat Islam diboikot oleh
kaum Quraisy. Perdagangan dan interaksi sosial ekonomi umat Islam diisolasi dan
dibatasi.
-
Paman
dan istri Rasulullah saw “dipanggil” diwafatkan oleh Allah, hal ini membuat
Nabi benar-benar dalam kondisi jiwa yang sangat tertekan.
-
Pada
malam 27 rajab tersebut, Rasulullah bertafakur di masjidil Haram
-
Pada
saat Rasulullah menjacapai puncak kekhusukannya, datang malaikat Jibril yang
diperintah oleh Allah untuk mengajak Rasulullah malakukan perjalanan luar biasa
yaitu ISRA’ MI’RAJ.
-
Perjalan
panjang tersebut dibagi menjadi dua etape, yaitu perjalanan dari Makkah ke
Palestina (dari masjidil Haram ke masjidil Aqsha) dan dari Palestina ke langit
ketujuh.
-
Sebelum
perjalanan tersebut Rasulullah diajak malaikat Jibril untuk mensucikan dirinya
dengan air zam-zam yang letaknya tidak jauh dari masjidil Haram.
-
Mereka
berdua melesat dengan menggunakan Buraq (makhluk cahaya yang berasal dari alam
malakut yang dijadikan tunggangan. Buraq “kilat”) menuju palestina yang
nantinya pada etape kedua akan menuju ke langit ketujuh.
-
Perjalanan
dari Mekkah ke Madinah (dari masjidil Haram ke masjidil Aqsha) disebut dengan
ISRA’ dan dari palestina ke langit ketujuh disebut MI’RAJ.
-
Q.S
Israa’ : 1 yang memperkuat (memperjelas) bahwa Rasulullah benar-benar melakukan
perjalanan luar biasa.
“Maha suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu
malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi
sekelilingnyaagar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda
(kebesaran) kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha mendengar lagi Maha mengetahui.
Dari ayat
tersebut, ada 8 kata kunci yang dapat kita pelajari yaitu:
1.
Maha
Suci Allah
Kata
ini mengajak kita untuk mengagumi kebesaran dan kemaha-Sucian Allah.
2.
Memperjalankan
- Perjalanan luar biasa tersebut terjadi atas kehendak Allah
- Perjalan ini bisa dikaitkan dengan ilmu fisika maupun kimia (mengenai
energi dan materi penyusun cahaya), karena perjalanan ini ditempuh dengan kecepatan
cahaya dimana badan Rasullah diubah menjadi badan cahaya, yaitu menjadi photon
(kwantum-kwantum penyusun cahaya). Tujuannya untuk mengimbangkan kualitas badan
Nabi dengan Jibril dan Buraq yang menjadi teman seperjalanan beliau.
- Dapat mempelajari relatilfitas waktu antara Dunia manusia dan Dunia
malaikat yang menyebabkan Rasulullah merasakan sepenuhnya perjalanan itu (dapat
dibayangkan seperti orang yang lagi rmimpi).
3.
Hamba-Nya
Yang
dapat melakukan perjalanan luar biasa tersebut hanya orang yang sudah mencapai
tingkatan tertentu dalam kualitas beragamanya, yaitu ‘abdihi’-hamba
Allah.
4.
Malam
Hari
Timbul
pertanyaan kenapa harus malam hari? Tidak siang hari saja biar banyak yang
melihatnya?
Pada
siang hari radasi sinar matahari demikian kuatnya, sehingga bisa membahayakan
badan Rasulullah yang sebenarnya bukan badan cahaya. Pada waktu malam hari
adalah waktu yang penting dalam melakkan komunikasi dengan Allah, karena pada
malam hari jiwa kita bisa menjadi lebih fokus daknkhusyuk. Maka dari itu Allah
memerintahkan kita untuk sholat malam.
5.
Dari
Masjidil Haram ke masjidil Aqsha
Timbul
pertanyaan, kenapa dari masjid ke masjid? Tidak dari gua ke gua?
Masjid adalah suatu tempat yang banyak menyimpan enegri positif
(hal ini terkai dengan badan Rasulullah yang dirubah menjadi badan cahaya alias
badan energi).
6.
Kami
berkati sekelilingnya
Menggambarkan
bahwa Allah terus mengendalikan proses perjalanan tersebut, dengan mengatakan
bahwa Dia telah memberkahi sekelilingnya supaya tidak muncul kendala. Dan
selama perjalanan tersebut Allah masih memberikan barokah-Nya supaya tidak
terjadi interferensi gelombang yang membahayakan “badan energi” Nabi.
7.
Tanda-tanda
kebesaran Allah
Apakah
tujuan dari perjalanan itu?
-
Allah
ingin menunjukkan tanda-tanda kebesaran-Nya di alam semesta kepada Rasulullah.
-
Untuk
memantapkan hati Rasulullah (memotivasi kembali semangat perjuangan beliau)
Setelah beliau mengalami tekanan bertubi-tubi dalam perjuangan menyebarluaskan
agama Islam.
8.
Allah
Maha Mendengan lagi Maha Melihat
Allah ingin menunjukkan tanda-tanda kebesaran-Nya agar Rasulullah Semakin
yakin kepada-Nya. Maksudnya: Al Masjidil Aqsha dan daerah-daerah sekitarnya
dapat berkat dari Allah dengan diturunkan nabi-nabi di negeri itu dan kesuburan
tanahnya.
B.
MENUJU
SIDRATUL MUNTAHA (MI’RAJ)
Perjalanan ini adalah perjalanan dari masjidil Aqsha menuju langit
ketujuh. Dalam hal ini ada beberapa pertanyaan yang harus dijawab, yaitu:
1.
Apa
yang disebut langit?
2.
Di
langit mana bumi kita berada?
3.
Apa
dan bagaimana langit berlapis tujuh?
4.
Bagaimana
Rasulullah dapat melakukan perjalanan menembus langit satu sampai ke tujuh?
5.
Apa
yang terjadi ketika berada di sidratul muntaha?
1)
Memahami
langit
-
Kelompok
orang awam: langit di ibarat sebuah “atap” alias biang pembatas ruang angkasa.
-
Kelompok
orang yang mengikuti film-film fiksi ilmiah: langit adalah sebuah ruang angkasa
yang berisi triliunan benda-benda langit.
-
Kelompok
yang mempelajari astronomi: langit dipahami sebagai alam semesta atau universe.
-
Kesimpulan:
langit adalah sebuah ruang tak terhingga besar yang meliputi triliunan
benda-benda angkasa.
a)
Langit
pertama
Langit
pertama adalah langit yang dihuni oleh manusia dan makhluk-makhluk berdimensi 3
dan segala benda langit yang mengisinya. Langit pertama dalam agama disebut
langit dunia. Hal ini dijelaskan dalam QS. Fushshilat:12
Artinya: “Maka Dia menjadikannya tujuh langit dalam dua masa. Dia mewahyukan
pada tiap-tiap langit urusannya. dan Kami hiasi langit yang dekat dengan
bintang-bintang yang cemerlang dan Kami memeliharanya dengan sebaik-baiknya.
Demikianlah ketentuan yang Maha Perkasa lagi Maha mengetahui.”
1.
Alam
makro dan alam mikro
Ditinjau
dari segi fisika, seluruh alam semesta berisi 4 hal yaitu: benda (materi ),
energi, ruang, dan waktu.
2.
Materi
dan energi
o Benda tersusun dari bagian kecil yang disebut atom.
o Atom adalah bagian terkecil dari suatu benda yang memiliki sifat
dasar benda. Tersusun atas proton, elektron dan neutron. Dimana
elektron-elektron tersebut mengitari inti atom sebagaimana bumi mengitari
matahari.
o Proton bermuatan listrik positif sedangkan elektron bermuatan
negatif sehingga di antara keduanya muncul kekuatan tarik menarik yang
menyebabkan keseimbangan putaran elektron.
o Kalau dicermati sistem itu terdiri dari susunan banda-benda dan
energi belaka yang disatukan oleh sebuah energi ikat. Dalam ini atom sendiri
ditemui berbagai jenis partikel seperti positron, neutrino, dll. Yang menarik,
semakin kecil materi, sifat gelombangnya semakin besar dan sifat materinya
semakin menghilang. Sehingga dapat disimpulkan, jika materinya menonjol, maka
sifat energinya menjadi lemah dan tersimpan
3.
Ruang
dan waktu
Ruang berfungsi sebagai wadah. Waktu berperan mengikuti usia. Wadah
terbentuk oleh materi. Kalau materinya mengkerut maka wadah jg akan iku
mengecil. Kita sering beranggapan bahwa ruang adalah ruang, ruang besarnya
tadak akan berubah yang berubah posisi itu hanya benda2 langit yang menjadi
isinya. Ternyata, hal itu bisa dikatakan tidak tepat karena ruang langit itu
dulu pernah begitu kecilnya, hampir nol yaitu sekitar 12 miliar tahun yang
lalu. ketika materi di alam semesta ini demikian padatnya. Zat padat yang
sekarang dahulu lebih padat lagi nah perubahan itu yang dapat digunakan untuk
mencari massa jenis. Ingat massa itu tidak dapat berubah yang berubah adalah
ukurannya. Sebagai contoh massa atom H dari zaman dahulu sampai sekarang 1,
dalam keadaan apapun 1 yang berubah ukurannya.
4.
Ini
Bukan Alam Sekarang
Sesungguhnya
pemandangan langit yang kita nikmati pada malam itu bukanlah kondisi langit
pada saat itu, karena cahaya benda-benda langit yang ditangkap oleh mata kita
berasal dari jarak yang sangat jauh dan berbeda-beda. Cahaya memiliki kecepatan
tertentu dan butuh waktu untuk menempuh jarak, contohnya sinar bulan. Sinar
bulan yang kita lihat pada malam itu sebenarnya membutuhkan waktu untuk
menempuh jarak dari bulan ke bumi. Jarak bulan ke bumi sekitar 18 juta
kilometer, karena kecepatan cahaya sekitar 300.0000 m/s, maka cahaya bulan itu
membutuhkan waktu sekitar 1 menit untuk sampai ke bumi. Artinya ketika kita
melihat bulan, sebenarnya bulan yang kita lihat itu bukanlah bulan pada saat
itu tetapi bulan yang kita lihat itu sebenarnya bulan 1 menit yang lalu.
b)
Langit
Kedua
Langit
kedua adalah langit yang dihuni oleh makhluk-makhluk berdimensi 4 yaitu jin
c)
Langit
Ketiga
Langit
ketiga adalah langit yang dihuni olek makhluk-makhluk berdimensi 5 yaitu arwah
d)
Langit
Keempat sampai langit keenam
Langit
keempat – keenam adalah langit yang “berisi kehidupan” arwah yang sedang
menanti hari kebangkitan. Arwah yang tinggal dilangit keempat ini memiliki
tingkat kesucian yang lebih tinggi dibanding arwah yang menghuni langit ketiga.
Semakin tinggi langitnya maka semakin tinggi pula tingkat kesuciannya. Alam
arwah ini terus menempati langit yang semakin tinggi sampai langit ke enam.
Langit yang lebih tinggi bisa mengobservasi langit yang lebih rendah, tetapi
langit yang lebih rendah tidak dapat melihat langit yang lebih tinggi.
e)
Langit
Ketujuh
Langit
ke tujuh adalah langit tertinggi dan
terbesar dalam susunan ‘sab’a samaawaat. Langit ke tujuh adalah langit
berdimensi 9 dimana dilangit terdapat alam akhirat yang sesungguhnya, surga dan
neraka.
OLEH-OLEH DARI SIDROTUL MUNTAHA
A.
SHOLAT
LIMA WAKTU
Apakah
oleh-oleh yang dibawa Nabi Muhammad SAW sepulang Isra’ Mi’raj? Pada umumnya
ulama sepakat bahwa beliau membawa ‘oleh-oleh’ perintah sholat 5 waktu. Halmini
didasarkan kepada hadits Nabi yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam kumpulan
hadits shahihnya, lewat Anas Ibn Malik. Dikalangan umat Islam ada beberapa
persepsi yang muncul
1.
Ada
yang berpendapat bahwa saat Isra’ Mi’raj itulah Rasulullah SAW menerima
perintah sholat untuk pertama kalinya. Atau dengan kata lain, sebelum itu
beliau belum menjalani sholat.
Dalam beberapa ayat Quran disebutkan bahwa perintah shalat
sebenarnya sudah diwahyukan sejak lama kepada para Nabi dan Rosul sebagai
ibadah utama untuk berkomunikasi dengan Allah. Jadi bukan hanya pada saat
Rasulullah SAW saja diperintahkan.
QS. Al Anbiyaa’ ayat 72-73:
Artinya: “Dan kami Telah memberikan kepada-Nya (Ibrahim) lshak dan Ya'qub,
sebagai suatu anugerah (daripada Kami). dan masing-masingnya kami jadikan
orang-orang yang saleh”. “Kami Telah
menjadikan mereka itu sebagai pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan
perintah kami dan Telah kami wahyukan kepada, mereka mengerjakan kebajikan,
mendirikan sembahyang, menunaikan zakat, dan Hanya kepada kamilah mereka selalu
menyembah”.
2.
Mirip
dengan yang pertama, ada yang berpendapat bahwa dengan Isra’ Mi’raj itu adalah
bertujuan untuk memberikan perintah dan mengajarkan ‘tatacara sholat’. Jadi
tatacara sholat yang kita lakukan sekarang ini adalah ‘oleh-oleh’ Nabi saat
Mi’raj ke Sidratul Muntaha. Maka dalam hal ‘tatacara’ sholat terkait dengan
Isra’ Mi’raj, kita memperoleh ‘tanda-tanda’ atau ‘jejak’ bahwa tidak seluruh
tatacara sholat Rasululah SAW yang kita jalankan sekarang ini diturunkan pada
zaman Rasulullah SAW. Sebagian besar, dan pokok, ternyata telah diajarkan sejak
zaman Nabi Ibrahim.
QS.
An Nahl 123:
Artinya: “Kemudian kami
wahyukan kepadamu (Muhammad): "Ikutilah agama Ibrahim seorang yang
hanif" dan bukanlah dia termasuk orang-orang yang mempersekutukan Tuhan”.
3.
Persepsi
tentang turunnya perintah sholat 5 waktu pada saat Mi’raj Rasulullah SAW lebih
menemukan pijakannya, dibandingkan dengan perintah tenteng ‘tatacara’ dan
‘perintah sholat pertama’. Perintah sholat itu telah diketahui dasn
diceritrakan dalam hadits tenteng Isra’ Mi’raj . perintah tentang sholat juga
difirmankan Allah dalam ayat berikut. QS Al Israa’ 78:
Artinya: “Dirikanlah
shalat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam dan (dirikanlah
pula shalat) subuh. Sesungguhnya shalat subuh itu disaksikan (oleh malaikat)”.
4.
Persepsi
yang berikutnya bahwa Allah hanya menunjukkan tanda-tanda kekuasaan kepada
Rasulullah SAW.
QS Ali Imran 96:
Artinya: “Sesungguhnya
rumah yang mula-mula dibangun untuk (tempat beribadat) manusia, ialah Baitullah
yang di Bakkah (Mekah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua manusia”.
B.
PROSESI
SHALAT DALAM ISRA’ MI’RAJ
1.
Dicabutnya
3-Ta dari Kehidupan Rasulullah SAW
Pada saat itu Rasulullah mengalami peristiwa yang sangat memilukan
, yaitu dicabutnya 3-TA dari kehidupan Rasulullah SAW menjelang keberangkatan
Isra’ Mi’raj. Yaitu harTa, tahTa, dan waniTa. Tekanan ekonomi yang dilakukan
oleh kaum Quraisy terhadap umat islam menggambarkan tentang hilangnya pegangan
terhadap harta benda duniawi. Meninggalnya paman Nabi, Abu Thalib
menggambarkankan hilangnya perlindungan dan rasa aman secara manusiawi. Dalam
hal ini adalah dicabutnya kekuasaan yang melingkari Rasulullah. Sedangkan
meninggalnya Siti Khadijah sang istri tercinta, adalah sebuah gambaran tentang
dicabutnya peranan seorang wanita dalam kehidupan beliau.
Dengan dicabutnya 3-Ta itu, seakan-akan Allah ingin mengajarkan,
jika ingin menghadap kepada Allah dengan khusyuk, maka singkirkanlah jauh-jauh
ketiga hal tersbut dari benak kehidupan kita. Kekhusyukan adalah suatu kondisi
kejiwaan diman kita hanya ingat kepada Allah saja.
2.
Bersuci
dengan air zam-zam bersama jibril dan Ambil jarak dari keseharian, menuju
Palestina
Itulah yang dilakukan Rasulullah SAW dengan Isra’ Mi’rajnya.
Setelah berwudlu dengan air zam-zam, maka beliau mengambil jarak dari
keseharian beliau. Beliaun juga memilih masjid sebagai tempat shalatnya.
QS Al Baqarah ayat 125:
Artinya: “Dan (ingatlah), ketika kami menjadikan rumah itu (Baitullah)
tempat berkumpul bagi manusia dan tempat yang aman. dan jadikanlah sebahagian
maqam Ibrahim tempat shalat. dan Telah kami perintahkan kepada Ibrahim dan
Ismail: "Bersihkanlah rumah-Ku untuk orang-orang yang thawaf, yang
i'tikaf, yang ruku' dan yang sujud".
3.
Bergerak
lintas dimensim dalam sholat dan Terpesona di sidratul Muntaha
Shalat bagaikan sebuah perjalanan melintas dimensidimensi langit.
Sejak awal melakukan takbiratul ikhram di langit pertama, dan kemudian
berturut-turut kita melakukan prosesi shalat sampai tasyahud di langit ketujuh,
dan kemudian mengucap salam untuk kembali ke langit dunia kita.
Jika kita berhasil mempertahankan suasana khusyuk menyelimuti
shalat kita, maka suatu ketika di puncak kekhusyukan itu, kita akan merasakan
sujatu kondisi yang sangat misterius, yang saya menyebutnya sebagai
“terpesona”. Rasa itulah yang muncul ketika Rasulullah bertemu dengan Allah SWT
di Sidratul Muntaha.
C.
SHALAT
DALAM MAKNA
Secara umum makna sholat kita ada 2, yaitu ‘berdzikir’ dan
‘berdoa’, maka sebelum kita memulai sholat, kita harus sudah membangun suasana
hati, bahwa shalat itu bertujuan untuk ‘berdzikir’ dan ‘berdoa’
D.
PENGARUH
AIR WUDLU
Dengan berwudlu kita akan merasakan:
1)
Air
suci dan mensucikan
2)
Air
menurunkan suhu badan
3)
Menyeimbangkan
kondisi tubuh
E. PAHAMI, BUKAN MENERJEMAHKAN
Secara
umum bacaan dalam sholat sebenarnya adalah bacaan yang diulang-ulang dari
raka’at ke rakaat berikutnya. Perbedaannya Cuma pada doa iftitah yang dibaca
pada akhir sholat, dan tasyahud akhir yang dibaca pada akhir sholat. Karena itu
jika kita memahami bacaan-bacaan dalam satu rakaat saja, kita sebenarnya sudah
memahami seluruh sholat kita.
1.
Takbir
Bacaan yang paling banyak kita ucapkan dalam melakukan sholat
adalah takbir. Yang dikenal dengan takbirotul ihram, dan hamper diseluruh
gerakan peralihan kita mengucapkan takbir rotul kecuali saat I’tidal atau
bangkit dari ruku’. Apakah makna dari kalimat Allahu Akbar itu?
Dari segi arti terjemahannya, bahwa Allahu Akbar adalah Allah Maha
Besar. Sayangnya kebanyakan hanya sekedar menerjemahkan bukan memahami. Maka
pada saat Takbir Ihram itu, hati langsung menyusulinya dengan kalimat Allah
Maha Besar.
Pada dasarnya, kalimat ini dimaksudkan untuk menyadarkan kita bahwa
Allah adalah Dzat yang demikian besar. Lebih besar dari apapun yang sudah kita
anggap paling besar. Lantas, bagaimana caranya agar memperoleh rasa kebesaran
Allah sehingga sholat lebih kusyu’? Untuk memperoleh nuansa kebesaran Allah itu
akan sangat apabila menghayati kembali
pembahasan mengenai suatu langit sebagai objek. Seperti yang dijelaskan
pada QS. Al Baqarah (2) : 255
‘’Allah tidak ada tuhan yang berhak disembah melainkan dia yang
hidup kekal lagi terus-menerus mengurus
mahluknya, tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaannya apa yang dilangit dan
dibumi. Tiada yang dapat memberi syafaat di sisi Allah tanpa ijinnya. Allah
mengetahui apa-apa yang dihadapan mereka dibelakang mereka, dan mereka tidak
mengetahui apa-apa yang dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-nya’’.
Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat
memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi Lagi Maha Besar. Nah, inilah kurang
lebih makna Allahu Akbar itu. Dengan membaca kalimat tersebut diharapkan
dibenak terbayang betapa besarnya alam semesta, dan betapa kecilnya manusia.
2.
Doa
iftitah
Pintu gerbang sholat yang pertama dalam shalat adalah doa iftitah
atau doa pembuka. Didalam doa pembuka itu setidaknya ada 3 hal yang ditegaskan
untuk membangun kekhusyukan selama melakukan sholat:
a.
Meniatkan
menghadapkan wajah kita hanya kepada Allah
b.
Meniatkan
untuk tidak menyerikatkan Allah
c.
Meniatkan
untuk berserah diri sepenuhnya kepadanya
Apakah makna dari ketiganya? Yang pertama dengan membaca doa
iftitah dapat membangun komitmen bahwa kita sedang menghadap Allah. Dengan
demikian kita bisa merasakan bahwa menghadap wajah kepada Allah adalah bermakna
menghadapkan atau mengisi seluruh kesadaran kita dengan kehadiran Allah.
Apalagi didalam doa tersebut ditambahkan
kata haniifa, yaitu selurus-lurusnya. Tidak ada perhatian lain lagi
selain kepada Allah.
3.
Al-Fatihah
Surat Al-fatihah adalah surat yang wajib dibaca didalam shalat. Tidak sah shalat seseorang kalau dia tidak membaca Al-fatihah, kecuali dalam shalat
berjamaah. Intisari kandungan surat Al-fatihah adalah terkandung didalam
kalimat Bismillah, karena itu kalimat basmalah diajarkan untuk diucapkan pada
mau setiap memulai sesuatu.
Berikut
makna dari kandungan surat Al-Fatihan meliputi:
a.
Bismillahirrahmaanirrahiim
Kalimat basmalah merupakan kalimat yang menggambarkan betapa Allah
memberikan kasih sayangnya yang tidak terhingga kepada sumua mahluk ciptaanya.
Pada kalimat basmalah ‘ar rahman dan ar rahim kedua sifat itu memiliki makna
yang hampir sama yaitu sifat Allah yang penuh kasih sayang kepada segala
mahluknya, sedangkan ar- rahiim lebih menunjukan sifat kasih sayang yang
melekat pada Dzat-nYa. Dengan kata lain Allah ingin menujukan bahwa dia adalah
Dzat yang benar-benar menyanyangi dan mengasihi mahluknya.
b.
Alhamdulillahi
rabbil’aalamiin
Makna hamdallah ini memberikan penegasan dengan cara mengucapkan
rasa terima kasih kepadanya. Kesadaran tentang betapa banyaknya kasih sayang
yang telah kita terima darinya. Maka nuansa yang muncul pada ayat kedua
Al-Fatihah itu adalah rasa syukur yang mendalam atas segala nikmatnya.
c.
Ar-
rahman Ar-rahiim
Ayat ini membangun persepsi betapa Allah adalah Dzat yang
benar-benar memiliki sifat kasih sayang yang sempurna. Karena itu meskipun
sudah ditegaskan dalam ayat pertama-basmallah-Allah perlu menegaskan kembali
sifat ar-rahman ar-rahiim yang lebih dominan dibanding sifat-sifat yang
lainnya.
d.
Maliki
yaumiddin
Ayat yang mempunyai arti ‘’penguasa hari kemudian atau pemilik
hari kemudian’’. Maksud dari arti ayat tersebut adalah Allah ingin
meenegaskan kalau ingin selamat dan berbahagia dihari kemudian, mintalah
petunjuk dan pertolongannya. Sebab Dialah yang paling tahu tentang hari
kemudian itu.
e.
Iyyaaka
na’budu wa iyyaaka nasta’iin
Ayat yang mempunyai arti ‘’hanya kepada-Mu lah kami mengabdi dan
hanya kepadaMu lah kami meminta pertolongan’’. Maksud ayat tersebut yaitu
mengandung pengajaran untuk bertauhid hanya kepada Allah
f.
Ihdinash
shiraathal mustaqim
Ayat-ayat didalam Al-fatihah terus mengalir membangun pepahaman
yang utuh. Setelah membangun komitmen untuk bertuhan hanya kepada Allah
berikutnya kita benar-benar meminta pertolongan kepadanya, sebagaimana artinya ‘’tunjukanlah
kami jalan yang lurus’’.artinya agar kita senantiasa dalam jalan yang
diridhoi oleh Allah SWT.
g.
Shiraathalladziina
an’amta’alaihim
‘’yaitu jalan orang-orang yang engkau beri nikmat’’. Ayat tersebut menjelaskan betapa konkritnya doa dalam surat
Al-Fatihah. Dalam penggalan ayat diatas, Allah mengarahkan kita agar berdoa
secara strategis dan aman. Artinya dalam berdoa yang strategis adalah yang
meminta hasil akhirnya, yaitu kenikmatan. Dengan kata lain kalau kita meminta
rizki mintalah rizki yang membawa kenikmatan bukan menimbulkan bencana di waktu
yang mendatang.
h.
Ghairil
magduubi’alaihim waladhadhoolin
Ayat di atas mengambarkan sebagai ‘’ bukan (jalannya) mereka
yang dimurkai dan bukan (jalanya) mereka yang sesat’’.
Dengan demikian doa yang kita panjatkan kepada allah sepanjang
surat Al-Fatihah. Surat yang menjadi jiwa dari shalat kita yang di dalamnya
kita mengakui kebesaran, keagungan dan kemahapemurahan Allah, sekaligus kita
memohon kepadanya agar hidup kita dibimbing menuju kepada kenikmatan hidup di
dunia dan di akhirat.
4.
Ruku’, sujud dan
tasbih
Ruku’, sujud dan tasbih adalah gerakan dan bacaan pokok di dalam
shalat. Ruku’ dan sujud adalah gambaran tunduknya seseorang hamba terhadap
Tuhannya, ketaatan dan pengakuan diucapkan
hanya untuk Allah. Karena itu di dalam keadaan ruku’ dan sujud itu mengucapkan kalimat subhana rabbiyal ‘azhimim
dan subhanaa rabbiyal a’laa, kedua bacaan itu diperintahkan oleh Rasullah untuk
dibaca pada saat sholat. Mengapa? Karena melihat keterkaitan yang sangat erat
antara gerakan ruku’ dan sujud dengan bacaan yang kita baca. Sambil ruku’ dan
sujud kita dapat mengagungkan dan memuji kebesaran Allah.dan yang paling
menarik hal ini bukan saja dilakukan oleh manusia saja melainkan mahluk Allah
yang lainya
5.
Duduk
Tasyahud
Ada dua kali duduk tasyahud dalam shalat, khususnya shalat yang
terdiri dari tiga atau empat raka’at yaitu tasyahud awal dan tasyahud
akhir.tasyahud awal adalah sunnah dan yang akhir adala fardhu.
Lantas apakah makna dari tasyahud? tasyahud akhir adalah saat-saat
dimana akan segera mengakhiri shalat. Inti dari tasyahud ini adalah harapan
kebahagiaan dan penegasan kembali komitmen terhadap Allah sebagai Tuhan
satu-satunya yang kita sembah. Dan Muhammad adalah Rosulnya serta menjadi guru
besar kita dalam memahami firman-firman Allah
6.
Salam
Salam merupakan akhir dari garis perjalanan shalat. Seluruh doa dan
pujian mengalir sepanjang shalat yang kusyu’, yang merupakan sebuah upaya yang
hadir dan menghadirkan Allah dalam seluruh kesadaan dan tidak ada yang
menghalangi pertemuan itu dengan melakukan shalat.
F.
SHALAT,
MI’RAJNYA ORANG BERIMAN
Suatu ketika Rasullah bersabda bahwa shalat itu merupakan Mi’rajnya
orang-orang yang beriman, setidaknya ada dua hal yang tersirat di dalam sabda
Rasullah yang pertama, bahwa pengalaman Rasul dalam Mi’raj bisa dirasakan lewat
shalat, yang kedua orang-orang yang bisa mengalami Mi’raj adalah mereka yang
beriman.
Dalam
persepsi ini ada tiga hal yang terkandung dalam kisah Rasullah:
a.
Shalat
memiliki kesamaan proses dengan Mi’raj dalam hal perjalanan
b.
Shalat
memliki kesamaa tujuan dengan Mi’raj yaitu bertemu dengan Allah
c.
Mi’raj
hanya bisa dipahami oleh orang-orang yang beriman.
1.
Menuju
kekhusukan shalat
Dalam hal prosesnya, Rasullah seakan-akan ingin mengatakan kepada
kita bahwa ibadah shalat itu bagaikan sebuah perjalanan bertingkat-tingkat
menuju Dzat Yang Maha Agung. Hal ini menunjukan bahwa ibadah yang dilakukan pasti memliki dampak positif sesuai
dengan tujuan keislaman yaitu mampu menundukan hawa nafsu. Itulah pelajaran
yang diberikan Rasullah menjelang Mi’raj nya yaitu apabila orang mau bertemu
dengan Allah harus kembali kepada hati nurani dan fitrahnya. Seperti dijelaskan
di dalam surat An-Nisaa’ (4):43
‘’hai
orang-orang yang beriman, janganlah kamu shalat sedang kamu dalam keadaan
mabuk, sampai kamu mengerti apa yang kamu ucapkan’’
Jadi,
kekhusyukan dalam shalat ada 4 tingkatan :
a.
Orang-orang
yang tidak paham sama sekali tentang makna shalat.
b.
Orang
yang tidak mengerti apa yang ia ucapkan namun bisa merasakan kehadiran Allah
dalam shalatnya.
c.
Orang
yang mengerti apa yang ia ucapkan tetapi sering kali terlupa bahwa dia sedang
berhadapan dengan Allah dalam shalatnya.
d.
Orang
yang mengerti apa yang diucapkan, sekaligus bisa merasakan kehadiran Allah
dalam seluruh shalatnya.
2.
Untuk
bertemu dengan Allah
Shalat dan Mi’raj memliki kesamaan dalam hal tujuan, yaitu untuk
bertemu dengan Allah. Bagaimana bisa bertemu Allah dalam sholat kita? Bukankah Allah
adalah Dzat yang ghaib, yang tidak mungkin tertangkap oleh indra mata? Kita
hanya bisa bertemu Allah dengan menggunakan potensi jiwa kita. Potensi ‘nafsu
Muthmainah’. Potensi akal sehat sebagai manusia dan itulah memang fitrahnya.
Dengan memahami ayat-ayat Allah, maka seseorang bisa bertemu dengan
Allah. Dimakah pertemuan itu? Di dalam akal dan jiwa saat terjadi interaksi
dengan menggunakan hati atau Kalbu lewat sebuah pemahaman
3.
Shalatnya
orang beriman
Shalatnya orang beriman adalah shalat yang bisa menghantarkan
jiwanya untuk bertemu dengan Allah.
0 komentar:
Posting Komentar