Senin, 28 Januari 2013

Terpesona di-SIDRATUL MUNTAHA



ISRA’ MI’RAJ: FENOMENAL DAN KONTROVERSIAL

A.  ISRA’
-     Pada saat Rasulullah saw sedang menjalani 11 tahun masa kenabiannya, kondisi perjuangan Islam sedang masa-masa paling sulit, yaitu: umat Islam diboikot oleh kaum Quraisy. Perdagangan dan interaksi sosial ekonomi umat Islam diisolasi dan dibatasi.
-     Paman dan istri Rasulullah saw “dipanggil” diwafatkan oleh Allah, hal ini membuat Nabi benar-benar dalam kondisi jiwa yang sangat tertekan.
-     Pada malam 27 rajab tersebut, Rasulullah bertafakur di masjidil Haram
-     Pada saat Rasulullah menjacapai puncak kekhusukannya, datang malaikat Jibril yang diperintah oleh Allah untuk mengajak Rasulullah malakukan perjalanan luar biasa yaitu ISRA’ MI’RAJ.
-     Perjalan panjang tersebut dibagi menjadi dua etape, yaitu perjalanan dari Makkah ke Palestina (dari masjidil Haram ke masjidil Aqsha) dan dari Palestina ke langit ketujuh.
-     Sebelum perjalanan tersebut Rasulullah diajak malaikat Jibril untuk mensucikan dirinya dengan air zam-zam yang letaknya tidak jauh dari masjidil Haram.
-     Mereka berdua melesat dengan menggunakan Buraq (makhluk cahaya yang berasal dari alam malakut yang dijadikan tunggangan. Buraq “kilat”) menuju palestina yang nantinya pada etape kedua akan menuju ke langit ketujuh.
-     Perjalanan dari Mekkah ke Madinah (dari masjidil Haram ke masjidil Aqsha) disebut dengan ISRA’ dan dari palestina ke langit ketujuh disebut MI’RAJ.
-     Q.S Israa’ : 1 yang memperkuat (memperjelas) bahwa Rasulullah benar-benar melakukan perjalanan luar biasa.
 
“Maha suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnyaagar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha mendengar lagi Maha mengetahui.
Dari ayat tersebut, ada 8 kata kunci yang dapat kita pelajari yaitu:
1.  Maha Suci Allah
Kata ini mengajak kita untuk mengagumi kebesaran dan kemaha-Sucian Allah.
2.  Memperjalankan
-  Perjalanan luar biasa tersebut terjadi atas kehendak Allah
-  Perjalan ini bisa dikaitkan dengan ilmu fisika maupun kimia (mengenai energi dan materi penyusun cahaya), karena perjalanan ini ditempuh dengan kecepatan cahaya dimana badan Rasullah diubah menjadi badan cahaya, yaitu menjadi photon (kwantum-kwantum penyusun cahaya). Tujuannya untuk mengimbangkan kualitas badan Nabi dengan Jibril dan Buraq yang menjadi teman seperjalanan beliau.
-  Dapat mempelajari relatilfitas waktu antara Dunia manusia dan Dunia malaikat yang menyebabkan Rasulullah merasakan sepenuhnya perjalanan itu (dapat dibayangkan seperti orang yang lagi rmimpi).
3.  Hamba-Nya
Yang dapat melakukan perjalanan luar biasa tersebut hanya orang yang sudah mencapai tingkatan tertentu dalam kualitas beragamanya, yaitu ‘abdihi’-hamba Allah.
4.  Malam Hari
Timbul pertanyaan kenapa harus malam hari? Tidak siang hari saja biar banyak yang melihatnya?
Pada siang hari radasi sinar matahari demikian kuatnya, sehingga bisa membahayakan badan Rasulullah yang sebenarnya bukan badan cahaya. Pada waktu malam hari adalah waktu yang penting dalam melakkan komunikasi dengan Allah, karena pada malam hari jiwa kita bisa menjadi lebih fokus daknkhusyuk. Maka dari itu Allah memerintahkan kita untuk sholat malam.
5.  Dari Masjidil Haram ke masjidil Aqsha
Timbul pertanyaan, kenapa dari masjid ke masjid? Tidak dari gua ke gua?
Masjid adalah suatu tempat yang banyak menyimpan enegri positif (hal ini terkai dengan badan Rasulullah yang dirubah menjadi badan cahaya alias badan energi).
6.  Kami berkati sekelilingnya
Menggambarkan bahwa Allah terus mengendalikan proses perjalanan tersebut, dengan mengatakan bahwa Dia telah memberkahi sekelilingnya supaya tidak muncul kendala. Dan selama perjalanan tersebut Allah masih memberikan barokah-Nya supaya tidak terjadi interferensi gelombang yang membahayakan “badan energi” Nabi.
7.  Tanda-tanda kebesaran Allah
Apakah tujuan dari perjalanan itu?
-     Allah ingin menunjukkan tanda-tanda kebesaran-Nya di alam semesta kepada Rasulullah.
-     Untuk memantapkan hati Rasulullah (memotivasi kembali semangat perjuangan beliau) Setelah beliau mengalami tekanan bertubi-tubi dalam perjuangan menyebarluaskan agama Islam.
8.  Allah Maha Mendengan lagi Maha Melihat
Allah ingin menunjukkan tanda-tanda kebesaran-Nya agar Rasulullah Semakin yakin kepada-Nya. Maksudnya: Al Masjidil Aqsha dan daerah-daerah sekitarnya dapat berkat dari Allah dengan diturunkan nabi-nabi di negeri itu dan kesuburan tanahnya.

B.  MENUJU SIDRATUL MUNTAHA (MI’RAJ)
Perjalanan ini adalah perjalanan dari masjidil Aqsha menuju langit ketujuh. Dalam hal ini ada beberapa pertanyaan yang harus dijawab, yaitu:
1.    Apa yang disebut langit?
2.    Di langit mana bumi kita berada?
3.    Apa dan bagaimana langit berlapis tujuh?
4.    Bagaimana Rasulullah dapat melakukan perjalanan menembus langit satu sampai ke tujuh?
5.    Apa yang terjadi ketika berada di sidratul muntaha?

1)   Memahami langit
-   Kelompok orang awam: langit di ibarat sebuah “atap” alias biang pembatas ruang angkasa.
-   Kelompok orang yang mengikuti film-film fiksi ilmiah: langit adalah sebuah ruang angkasa yang berisi triliunan benda-benda langit.
-   Kelompok yang mempelajari astronomi: langit dipahami sebagai alam semesta atau universe.
-   Kesimpulan: langit adalah sebuah ruang tak terhingga besar yang meliputi triliunan benda-benda angkasa.
a)   Langit pertama
Langit pertama adalah langit yang dihuni oleh manusia dan makhluk-makhluk berdimensi 3 dan segala benda langit yang mengisinya. Langit pertama dalam agama disebut langit dunia. Hal ini dijelaskan dalam QS. Fushshilat:12 
Artinya: “Maka Dia menjadikannya tujuh langit dalam dua masa. Dia mewahyukan pada tiap-tiap langit urusannya. dan Kami hiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang yang cemerlang dan Kami memeliharanya dengan sebaik-baiknya. Demikianlah ketentuan yang Maha Perkasa lagi Maha mengetahui.”
1.        Alam makro dan alam mikro
Ditinjau dari segi fisika, seluruh alam semesta berisi 4 hal yaitu: benda (materi ), energi, ruang, dan waktu.
2.        Materi dan energi
o   Benda tersusun dari bagian kecil yang disebut atom.
o   Atom adalah bagian terkecil dari suatu benda yang memiliki sifat dasar benda. Tersusun atas proton, elektron dan neutron. Dimana elektron-elektron tersebut mengitari inti atom sebagaimana bumi mengitari matahari.
o   Proton bermuatan listrik positif sedangkan elektron bermuatan negatif sehingga di antara keduanya muncul kekuatan tarik menarik yang menyebabkan keseimbangan putaran elektron.
o   Kalau dicermati sistem itu terdiri dari susunan banda-benda dan energi belaka yang disatukan oleh sebuah energi ikat. Dalam ini atom sendiri ditemui berbagai jenis partikel seperti positron, neutrino, dll. Yang menarik, semakin kecil materi, sifat gelombangnya semakin besar dan sifat materinya semakin menghilang. Sehingga dapat disimpulkan, jika materinya menonjol, maka sifat energinya menjadi lemah dan tersimpan
3.        Ruang dan waktu
Ruang berfungsi sebagai wadah. Waktu berperan mengikuti usia. Wadah terbentuk oleh materi. Kalau materinya mengkerut maka wadah jg akan iku mengecil. Kita sering beranggapan bahwa ruang adalah ruang, ruang besarnya tadak akan berubah yang berubah posisi itu hanya benda2 langit yang menjadi isinya. Ternyata, hal itu bisa dikatakan tidak tepat karena ruang langit itu dulu pernah begitu kecilnya, hampir nol yaitu sekitar 12 miliar tahun yang lalu. ketika materi di alam semesta ini demikian padatnya. Zat padat yang sekarang dahulu lebih padat lagi nah perubahan itu yang dapat digunakan untuk mencari massa jenis. Ingat massa itu tidak dapat berubah yang berubah adalah ukurannya. Sebagai contoh massa atom H dari zaman dahulu sampai sekarang 1, dalam keadaan apapun 1 yang berubah ukurannya.
4.        Ini Bukan Alam Sekarang
Sesungguhnya pemandangan langit yang kita nikmati pada malam itu bukanlah kondisi langit pada saat itu, karena cahaya benda-benda langit yang ditangkap oleh mata kita berasal dari jarak yang sangat jauh dan berbeda-beda. Cahaya memiliki kecepatan tertentu dan butuh waktu untuk menempuh jarak, contohnya sinar bulan. Sinar bulan yang kita lihat pada malam itu sebenarnya membutuhkan waktu untuk menempuh jarak dari bulan ke bumi. Jarak bulan ke bumi sekitar 18 juta kilometer, karena kecepatan cahaya sekitar 300.0000 m/s, maka cahaya bulan itu membutuhkan waktu sekitar 1 menit untuk sampai ke bumi. Artinya ketika kita melihat bulan, sebenarnya bulan yang kita lihat itu bukanlah bulan pada saat itu tetapi bulan yang kita lihat itu sebenarnya bulan 1 menit yang lalu.
b)   Langit Kedua
Langit kedua adalah langit yang dihuni oleh makhluk-makhluk berdimensi 4 yaitu jin
c)    Langit Ketiga
Langit ketiga adalah langit yang dihuni olek makhluk-makhluk berdimensi 5 yaitu arwah
d)   Langit Keempat sampai langit keenam
Langit keempat – keenam adalah langit yang “berisi kehidupan” arwah yang sedang menanti hari kebangkitan. Arwah yang tinggal dilangit keempat ini memiliki tingkat kesucian yang lebih tinggi dibanding arwah yang menghuni langit ketiga. Semakin tinggi langitnya maka semakin tinggi pula tingkat kesuciannya. Alam arwah ini terus menempati langit yang semakin tinggi sampai langit ke enam. Langit yang lebih tinggi bisa mengobservasi langit yang lebih rendah, tetapi langit yang lebih rendah tidak dapat melihat langit yang lebih tinggi.
e)    Langit Ketujuh
Langit ke tujuh adalah langit tertinggi dan  terbesar dalam susunan ‘sab’a samaawaat. Langit ke tujuh adalah langit berdimensi 9 dimana dilangit terdapat alam akhirat yang sesungguhnya, surga dan neraka.
OLEH-OLEH  DARI SIDROTUL MUNTAHA

A.    SHOLAT LIMA WAKTU
Apakah oleh-oleh yang dibawa Nabi Muhammad SAW sepulang Isra’ Mi’raj? Pada umumnya ulama sepakat bahwa beliau membawa ‘oleh-oleh’ perintah sholat 5 waktu. Halmini didasarkan kepada hadits Nabi yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam kumpulan hadits shahihnya, lewat Anas Ibn Malik. Dikalangan umat Islam ada beberapa persepsi yang muncul
1.    Ada yang berpendapat bahwa saat Isra’ Mi’raj itulah Rasulullah SAW menerima perintah sholat untuk pertama kalinya. Atau dengan kata lain, sebelum itu beliau belum menjalani sholat.
Dalam beberapa ayat Quran disebutkan bahwa perintah shalat sebenarnya sudah diwahyukan sejak lama kepada para Nabi dan Rosul sebagai ibadah utama untuk berkomunikasi dengan Allah. Jadi bukan hanya pada saat Rasulullah SAW saja diperintahkan.
QS. Al Anbiyaa’ ayat 72-73:
Artinya: “Dan kami Telah memberikan kepada-Nya (Ibrahim) lshak dan Ya'qub, sebagai suatu anugerah (daripada Kami). dan masing-masingnya kami jadikan orang-orang yang saleh”.  “Kami Telah menjadikan mereka itu sebagai pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah kami dan Telah kami wahyukan kepada, mereka mengerjakan kebajikan, mendirikan sembahyang, menunaikan zakat, dan Hanya kepada kamilah mereka selalu menyembah”.
2.    Mirip dengan yang pertama, ada yang berpendapat bahwa dengan Isra’ Mi’raj itu adalah bertujuan untuk memberikan perintah dan mengajarkan ‘tatacara sholat’. Jadi tatacara sholat yang kita lakukan sekarang ini adalah ‘oleh-oleh’ Nabi saat Mi’raj ke Sidratul Muntaha. Maka dalam hal ‘tatacara’ sholat terkait dengan Isra’ Mi’raj, kita memperoleh ‘tanda-tanda’ atau ‘jejak’ bahwa tidak seluruh tatacara sholat Rasululah SAW yang kita jalankan sekarang ini diturunkan pada zaman Rasulullah SAW. Sebagian besar, dan pokok, ternyata telah diajarkan sejak zaman Nabi Ibrahim.
QS. An Nahl 123:
Artinya: “Kemudian kami wahyukan kepadamu (Muhammad): "Ikutilah agama Ibrahim seorang yang hanif" dan bukanlah dia termasuk orang-orang yang mempersekutukan Tuhan”.
3.    Persepsi tentang turunnya perintah sholat 5 waktu pada saat Mi’raj Rasulullah SAW lebih menemukan pijakannya, dibandingkan dengan perintah tenteng ‘tatacara’ dan ‘perintah sholat pertama’. Perintah sholat itu telah diketahui dasn diceritrakan dalam hadits tenteng Isra’ Mi’raj . perintah tentang sholat juga difirmankan Allah dalam ayat berikut. QS Al Israa’  78:
Artinya: “Dirikanlah shalat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam dan (dirikanlah pula shalat) subuh. Sesungguhnya shalat subuh itu disaksikan (oleh malaikat)”.
4.    Persepsi yang berikutnya bahwa Allah hanya menunjukkan tanda-tanda kekuasaan kepada Rasulullah SAW.
QS Ali Imran 96:
Artinya: “Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk (tempat beribadat) manusia, ialah Baitullah yang di Bakkah (Mekah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua manusia”.

B.     PROSESI SHALAT DALAM ISRA’ MI’RAJ
1.      Dicabutnya 3-Ta dari Kehidupan Rasulullah SAW
Pada saat itu Rasulullah mengalami peristiwa yang sangat memilukan , yaitu dicabutnya 3-TA dari kehidupan Rasulullah SAW menjelang keberangkatan Isra’ Mi’raj. Yaitu harTa, tahTa, dan waniTa. Tekanan ekonomi yang dilakukan oleh kaum Quraisy terhadap umat islam menggambarkan tentang hilangnya pegangan terhadap harta benda duniawi. Meninggalnya paman Nabi, Abu Thalib menggambarkankan hilangnya perlindungan dan rasa aman secara manusiawi. Dalam hal ini adalah dicabutnya kekuasaan yang melingkari Rasulullah. Sedangkan meninggalnya Siti Khadijah sang istri tercinta, adalah sebuah gambaran tentang dicabutnya peranan seorang wanita dalam kehidupan beliau.
Dengan dicabutnya 3-Ta itu, seakan-akan Allah ingin mengajarkan, jika ingin menghadap kepada Allah dengan khusyuk, maka singkirkanlah jauh-jauh ketiga hal tersbut dari benak kehidupan kita. Kekhusyukan adalah suatu kondisi kejiwaan diman kita hanya ingat kepada Allah saja.
2.      Bersuci dengan air zam-zam bersama jibril dan Ambil jarak dari keseharian, menuju Palestina
Itulah yang dilakukan Rasulullah SAW dengan Isra’ Mi’rajnya. Setelah berwudlu dengan air zam-zam, maka beliau mengambil jarak dari keseharian beliau. Beliaun juga memilih masjid sebagai tempat shalatnya.
QS Al Baqarah ayat 125:
Artinya: “Dan (ingatlah), ketika kami menjadikan rumah itu (Baitullah) tempat berkumpul bagi manusia dan tempat yang aman. dan jadikanlah sebahagian maqam Ibrahim tempat shalat. dan Telah kami perintahkan kepada Ibrahim dan Ismail: "Bersihkanlah rumah-Ku untuk orang-orang yang thawaf, yang i'tikaf, yang ruku' dan yang sujud".
3.      Bergerak lintas dimensim dalam sholat dan Terpesona di sidratul Muntaha
Shalat bagaikan sebuah perjalanan melintas dimensidimensi langit. Sejak awal melakukan takbiratul ikhram di langit pertama, dan kemudian berturut-turut kita melakukan prosesi shalat sampai tasyahud di langit ketujuh, dan kemudian mengucap salam untuk kembali ke langit dunia kita.
Jika kita berhasil mempertahankan suasana khusyuk menyelimuti shalat kita, maka suatu ketika di puncak kekhusyukan itu, kita akan merasakan sujatu kondisi yang sangat misterius, yang saya menyebutnya sebagai “terpesona”. Rasa itulah yang muncul ketika Rasulullah bertemu dengan Allah SWT di Sidratul Muntaha.
C.    SHALAT DALAM MAKNA
Secara umum makna sholat kita ada 2, yaitu ‘berdzikir’ dan ‘berdoa’, maka sebelum kita memulai sholat, kita harus sudah membangun suasana hati, bahwa shalat itu bertujuan untuk ‘berdzikir’ dan ‘berdoa’
D.    PENGARUH AIR WUDLU
Dengan berwudlu kita akan merasakan:
1)   Air suci dan mensucikan
2)   Air menurunkan suhu badan
3)   Menyeimbangkan kondisi tubuh

E.     PAHAMI, BUKAN MENERJEMAHKAN
Secara umum bacaan dalam sholat sebenarnya adalah bacaan yang diulang-ulang dari raka’at ke rakaat berikutnya. Perbedaannya Cuma pada doa iftitah yang dibaca pada akhir sholat, dan tasyahud akhir yang dibaca pada akhir sholat. Karena itu jika kita memahami bacaan-bacaan dalam satu rakaat saja, kita sebenarnya sudah memahami seluruh sholat kita.
1.    Takbir
Bacaan yang paling banyak kita ucapkan dalam melakukan sholat adalah takbir. Yang dikenal dengan takbirotul ihram, dan hamper diseluruh gerakan peralihan kita mengucapkan takbir rotul kecuali saat I’tidal atau bangkit dari ruku’. Apakah makna dari kalimat Allahu Akbar itu?
Dari segi arti terjemahannya, bahwa Allahu Akbar adalah Allah Maha Besar. Sayangnya kebanyakan hanya sekedar menerjemahkan bukan memahami. Maka pada saat Takbir Ihram itu, hati langsung menyusulinya dengan kalimat Allah Maha Besar.
Pada dasarnya, kalimat ini dimaksudkan untuk menyadarkan kita bahwa Allah adalah Dzat yang demikian besar. Lebih besar dari apapun yang sudah kita anggap paling besar. Lantas, bagaimana caranya agar memperoleh rasa kebesaran Allah sehingga sholat lebih kusyu’? Untuk memperoleh nuansa kebesaran Allah itu akan sangat apabila menghayati kembali  pembahasan mengenai suatu langit sebagai objek. Seperti yang dijelaskan pada QS. Al Baqarah (2) : 255
‘’Allah tidak ada tuhan yang berhak disembah melainkan dia yang hidup kekal lagi terus-menerus  mengurus mahluknya, tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaannya apa yang dilangit dan dibumi. Tiada yang dapat memberi syafaat di sisi Allah tanpa ijinnya. Allah mengetahui apa-apa yang dihadapan mereka dibelakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa yang dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-nya’’.
Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi Lagi Maha Besar. Nah, inilah kurang lebih makna Allahu Akbar itu. Dengan membaca kalimat tersebut diharapkan dibenak terbayang betapa besarnya alam semesta, dan betapa kecilnya manusia.
2.    Doa iftitah
Pintu gerbang sholat yang pertama dalam shalat adalah doa iftitah atau doa pembuka. Didalam doa pembuka itu setidaknya ada 3 hal yang ditegaskan untuk membangun kekhusyukan selama melakukan sholat:
a.  Meniatkan menghadapkan wajah kita hanya kepada Allah
b.  Meniatkan untuk tidak menyerikatkan Allah
c.  Meniatkan untuk berserah diri sepenuhnya kepadanya
Apakah makna dari ketiganya? Yang pertama dengan membaca doa iftitah dapat membangun komitmen bahwa kita sedang menghadap Allah. Dengan demikian kita bisa merasakan bahwa menghadap wajah kepada Allah adalah bermakna menghadapkan atau mengisi seluruh kesadaran kita dengan kehadiran Allah. Apalagi didalam doa tersebut  ditambahkan kata haniifa, yaitu selurus-lurusnya. Tidak ada perhatian lain lagi selain kepada Allah.
3.    Al-Fatihah
Surat Al-fatihah adalah surat yang wajib dibaca didalam shalat. Tidak sah shalat seseorang kalau dia tidak membaca Al-fatihah, kecuali dalam shalat berjamaah. Intisari kandungan surat Al-fatihah adalah terkandung didalam kalimat Bismillah, karena itu kalimat basmalah diajarkan untuk diucapkan pada mau setiap memulai sesuatu.
Berikut makna dari kandungan surat Al-Fatihan meliputi:
a.    Bismillahirrahmaanirrahiim
Kalimat basmalah merupakan kalimat yang menggambarkan betapa Allah memberikan kasih sayangnya yang tidak terhingga kepada sumua mahluk ciptaanya. Pada kalimat basmalah ‘ar rahman dan ar rahim kedua sifat itu memiliki makna yang hampir sama yaitu sifat Allah yang penuh kasih sayang kepada segala mahluknya, sedangkan ar- rahiim lebih menunjukan sifat kasih sayang yang melekat pada Dzat-nYa. Dengan kata lain Allah ingin menujukan bahwa dia adalah Dzat yang benar-benar menyanyangi dan mengasihi mahluknya.
b.    Alhamdulillahi rabbil’aalamiin
Makna hamdallah ini memberikan penegasan dengan cara mengucapkan rasa terima kasih kepadanya. Kesadaran tentang betapa banyaknya kasih sayang yang telah kita terima darinya. Maka nuansa yang muncul pada ayat kedua Al-Fatihah itu adalah rasa syukur yang mendalam atas segala nikmatnya.
c.    Ar- rahman Ar-rahiim
Ayat ini membangun persepsi betapa Allah adalah Dzat yang benar-benar memiliki sifat kasih sayang yang sempurna. Karena itu meskipun sudah ditegaskan dalam ayat pertama-basmallah-Allah perlu menegaskan kembali sifat ar-rahman ar-rahiim yang lebih dominan dibanding sifat-sifat yang lainnya.
d.    Maliki yaumiddin
Ayat yang mempunyai arti ‘’penguasa hari kemudian atau pemilik hari kemudian’’. Maksud dari arti ayat tersebut adalah Allah ingin meenegaskan kalau ingin selamat dan berbahagia dihari kemudian, mintalah petunjuk dan pertolongannya. Sebab Dialah yang paling tahu tentang hari kemudian itu.
e.    Iyyaaka na’budu wa iyyaaka nasta’iin
Ayat yang mempunyai arti ‘’hanya kepada-Mu lah kami mengabdi dan hanya kepadaMu lah kami meminta pertolongan’’. Maksud ayat tersebut yaitu mengandung pengajaran untuk bertauhid hanya kepada Allah

f.      Ihdinash shiraathal mustaqim
Ayat-ayat didalam Al-fatihah terus mengalir membangun pepahaman yang utuh. Setelah membangun komitmen untuk bertuhan hanya kepada Allah berikutnya kita benar-benar meminta pertolongan kepadanya, sebagaimana artinya ‘’tunjukanlah kami jalan yang lurus’’.artinya agar kita senantiasa dalam jalan yang diridhoi oleh Allah SWT.
g.    Shiraathalladziina an’amta’alaihim
‘’yaitu jalan orang-orang yang engkau beri nikmat’’. Ayat tersebut menjelaskan betapa konkritnya doa dalam surat Al-Fatihah. Dalam penggalan ayat diatas, Allah mengarahkan kita agar berdoa secara strategis dan aman. Artinya dalam berdoa yang strategis adalah yang meminta hasil akhirnya, yaitu kenikmatan. Dengan kata lain kalau kita meminta rizki mintalah rizki yang membawa kenikmatan bukan menimbulkan bencana di waktu yang mendatang.
h.    Ghairil magduubi’alaihim waladhadhoolin
Ayat di atas mengambarkan sebagai ‘’ bukan (jalannya) mereka yang dimurkai dan bukan (jalanya) mereka yang sesat’’.
Dengan demikian doa yang kita panjatkan kepada allah sepanjang surat Al-Fatihah. Surat yang menjadi jiwa dari shalat kita yang di dalamnya kita mengakui kebesaran, keagungan dan kemahapemurahan Allah, sekaligus kita memohon kepadanya agar hidup kita dibimbing menuju kepada kenikmatan hidup di dunia dan di akhirat.
4.    Ruku’, sujud dan tasbih
Ruku’, sujud dan tasbih adalah gerakan dan bacaan pokok di dalam shalat. Ruku’ dan sujud adalah gambaran tunduknya seseorang hamba terhadap Tuhannya, ketaatan dan pengakuan  diucapkan hanya untuk Allah. Karena itu di dalam keadaan ruku’ dan sujud itu  mengucapkan kalimat subhana rabbiyal ‘azhimim dan subhanaa rabbiyal a’laa, kedua bacaan itu diperintahkan oleh Rasullah untuk dibaca pada saat sholat. Mengapa? Karena melihat keterkaitan yang sangat erat antara gerakan ruku’ dan sujud dengan bacaan yang kita baca. Sambil ruku’ dan sujud kita dapat mengagungkan dan memuji kebesaran Allah.dan yang paling menarik hal ini bukan saja dilakukan oleh manusia saja melainkan mahluk Allah yang lainya
5.    Duduk Tasyahud
Ada dua kali duduk tasyahud dalam shalat, khususnya shalat yang terdiri dari tiga atau empat raka’at yaitu tasyahud awal dan tasyahud akhir.tasyahud awal adalah sunnah dan yang akhir adala fardhu.
Lantas apakah makna dari tasyahud? tasyahud akhir adalah saat-saat dimana akan segera mengakhiri shalat. Inti dari tasyahud ini adalah harapan kebahagiaan dan penegasan kembali komitmen terhadap Allah sebagai Tuhan satu-satunya yang kita sembah. Dan Muhammad adalah Rosulnya serta menjadi guru besar kita dalam memahami firman-firman Allah
6.    Salam
Salam merupakan akhir dari garis perjalanan shalat. Seluruh doa dan pujian mengalir sepanjang shalat yang kusyu’, yang merupakan sebuah upaya yang hadir dan menghadirkan Allah dalam seluruh kesadaan dan tidak ada yang menghalangi pertemuan itu dengan melakukan shalat.

F.     SHALAT, MI’RAJNYA ORANG BERIMAN
Suatu ketika Rasullah bersabda bahwa shalat itu merupakan Mi’rajnya orang-orang yang beriman, setidaknya ada dua hal yang tersirat di dalam sabda Rasullah yang pertama, bahwa pengalaman Rasul dalam Mi’raj bisa dirasakan lewat shalat, yang kedua orang-orang yang bisa mengalami Mi’raj adalah mereka yang beriman.
Dalam persepsi ini ada tiga hal yang terkandung dalam kisah Rasullah:
a.       Shalat memiliki kesamaan proses dengan Mi’raj dalam hal perjalanan
b.      Shalat memliki kesamaa tujuan dengan Mi’raj yaitu bertemu dengan Allah
c.       Mi’raj hanya bisa dipahami oleh orang-orang yang beriman.

1.    Menuju kekhusukan shalat
Dalam hal prosesnya, Rasullah seakan-akan ingin mengatakan kepada kita bahwa ibadah shalat itu bagaikan sebuah perjalanan bertingkat-tingkat menuju Dzat Yang Maha Agung. Hal ini menunjukan bahwa ibadah yang  dilakukan pasti memliki dampak positif sesuai dengan tujuan keislaman yaitu mampu menundukan hawa nafsu. Itulah pelajaran yang diberikan Rasullah menjelang Mi’raj nya yaitu apabila orang mau bertemu dengan Allah harus kembali kepada hati nurani dan fitrahnya. Seperti dijelaskan di dalam surat An-Nisaa’ (4):43
‘’hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu shalat sedang kamu dalam keadaan mabuk, sampai kamu mengerti apa yang kamu ucapkan’’
Jadi, kekhusyukan dalam shalat ada 4 tingkatan :
a.    Orang-orang yang tidak paham sama sekali tentang makna shalat.
b.    Orang yang tidak mengerti apa yang ia ucapkan namun bisa merasakan kehadiran Allah dalam shalatnya.
c.    Orang yang mengerti apa yang ia ucapkan tetapi sering kali terlupa bahwa dia sedang berhadapan dengan Allah dalam shalatnya.
d.   Orang yang mengerti apa yang diucapkan, sekaligus bisa merasakan kehadiran Allah dalam seluruh shalatnya.
2.    Untuk bertemu dengan Allah
Shalat dan Mi’raj memliki kesamaan dalam hal tujuan, yaitu untuk bertemu dengan Allah. Bagaimana bisa bertemu Allah dalam sholat kita? Bukankah Allah adalah Dzat yang ghaib, yang tidak mungkin tertangkap oleh indra mata? Kita hanya bisa bertemu Allah dengan menggunakan potensi jiwa kita. Potensi ‘nafsu Muthmainah’. Potensi akal sehat sebagai manusia dan itulah memang fitrahnya.
Dengan memahami ayat-ayat Allah, maka seseorang bisa bertemu dengan Allah. Dimakah pertemuan itu? Di dalam akal dan jiwa saat terjadi interaksi dengan menggunakan hati atau Kalbu lewat sebuah pemahaman
3.    Shalatnya orang beriman
Shalatnya orang beriman adalah shalat yang bisa menghantarkan jiwanya untuk bertemu dengan Allah.

0 komentar:

Posting Komentar