I.
PENDAHULUAN
Tentang Einstein, banyak orang awam
setengah bertanya: “ Apakah Einstein itu seorang manusia biasa, sama halnya
dengan kita?”. Pertanyaan ini kedengarannya aneh, tapi sebenarnya pertanyaan
yang wajar-wajar saja, mengingat banyak keistimewaan yang dimiliki oleh
Einstein yang tidak dimiliki oleh orang lain, sehingga Einstein sering kali
dianggap bukan sebagai manusia. Lantas Einstein itu sebenarnya siapa? Tugasnya
sebagai apa? Terlebih lagi, Einstein menyatakan bahwa dirinya mempunyai agama
sendiri yang belum pernah ada di dunia! Astaghfirullah!
Lalu agamanya apa dan siapa nabinya dan apa pula kitab sucinya? Adakah
pengikutnya? Siapa saja pengikut Einstein? Adakah di antara pengikutnya yang
mungkin anda kenal? Serentetan pertanyaan yang menggelitik untuk dicari
jawabannya pada pembahasan makalah kali ini.
II.
RUMUSAN MASALAH
A. Siapa
Einstein itu?
B. Bagaimana
Einstein mencari tuhan?
C. Bagaimana
akhir pencarian Einstein?
D. Pencarian
Einstein ada di dalam al quran.
III.
PEMBAHASAN
A. Siapa
Einstein itu?
1. Masa
kecileinstein
Albert Einstein, atau disingkat nama famnya : Einstein, kiranya sebuah nama
yang cukup dikenal karena penemuan-penemuannya yang sangat hebat, sehingga
Einstein dijuluki sebagai pemikir paling hebat sepanjang abad, belum ada yang
mengalahkan atau yang menyainginya sepanjang abad 20. Seorang ahli fisika dan
matematika dengan penemuan-penemuan
ilmiahnya yang hebat, sehingga ia meraih hadiah nobel.
Einstein adalah seorang yahudi–jerman yang dilahirkan
di kota Ulm, Wurttenberg, Jerman, pada 14 Maret 1879, dengan nama lengkap
pemberian ayahnya, Albert Einstein. Ayahnya seorang Yahudi yang tidak terlalu
fanatik, bernama: Herman Einstein dan ibunya seorang yahudi bernama Paulina
Koch yang satu fam (marga) dengan Robert Koch seorang dokter ahli bakteriologi,
penemu hasil tuberkolosis, basil kolera, basil tipus, seorang peneliti yang menjadi
ilmuan besar penerima Nobel dalam bidang kedokteran.
Pada tahun 1885, Einstein dimasukkan ke sekolah dasar
(Volkschule), Katolik Petersschule. Umur Einstein pada waktu masuk sekolah
dasar telah genap 6 tahun. Einstein disekolah dasar (Volkschule) Katolik
Petersschule adalah satu-satunya siswa yang beragama Yahudi. Setelah lulus
sekolah dasar, Einstein melanjutkan ke Luitpold Gymnasium setingkat dengan
sekolah menengah pertama (SMP) yang ada di kota Munich sebuah sekolah yang
tidak tergolong sekolah faforit. Orang tua Einstein memilih sekolah ini untuk
melenjutkan studi bagi anaknya, karena Luitpold Gymnasium adalah sekolah yang
menganut sistem “interdenomi- nasional”.
B. Bagaimana
Einstein mencari tuhan?
Pada malam hari yang cerah, einstein sering keluar
rumah untuk melihat bintang-bintang yang bertaburan dan bersinar terang
dilangit, ada sinarnya yang berwarna kuning, putih, merah, biru dan cahaya
bulan yang menarik perhatian einstein dan kesemuanya menjadikan einstein
berpikir tentang penciptaan alam semesta ini. Pengamatan einstein terhadap
bintang-bintang atau benda-benda langit, sebernanya juga sesuai dengan ayat Al
Qur’an berikut ini:
“perhatikanlah apa
yang ada dilangit dan dibumi.....” (QS. Yunus, 10:101)
Mengapa einstein berpikir kearah penciptaan alam
semesta itu? Hal ini tidak lain karena eintein dalam pengamatannya tentang alam
semesta ini menemukan suatu keseimbangan, keteraturan dan kesempurnaan hukum
alam. Secara logika apabila ada yang mengawali tentunya ada yang mengakhiri,
apabila terjadinya sesuatu pasti ada yang menciptakan. Pengamatannya terhadap
alam semesta ini serta hukum-hukum alam yang seimbang, teratur dan sempurna
membawa einstein kepada suasana kejiwaan yang “religius”.[1]
Mengapa einstein ingin
mendapatkan nilai-nilai “religius” yang sebenarnya? Kemungkinannya adalah
karena einstein telah banyak mendapatkan bukti-bukti ilmiah dari hasil pengamatannya
tentang perkembangan keadaan alam semesta ini yang serba seimbang, teratur dan
sempurna. Keseimbangan, keteraturan dan kesempurnaan alam semesta ini secara
rasional tentulah dapat disamakan sebagai persamaan matematika yang melibatkan
besaran-besaran fisika didalamnya. Bukti-bukti ilmiah tersebut ingin dia
dapatkan dan dia lengkapi dengan filosofis yang mendukung, agar lebih mantap
dalam mengambil kesimpulan tentang siapa sebenarnya Sang Maha Pencipta! Dimana
eksistensi Tuhan itu.
Einstein sangat yakin bahwa alam semesta yang
berkembang ini, pasti ada permulaannya dan pasti akan ada akhirnya. Keyakinan
Einstein ini berdasarkan hasil pengamatannya tentang alam semesta. Einstein
menemukan perubahan warna cahaya bintang yang berubah dari biru kemudian bergeser
menjadi merah. Pendapat einstein ini, yaitu langit atau ruang angkasa yang
berkembang, sebenarnya sudah ada sejak abad 15 abad yang lalu, yaitu seperti
yang tersirat dalam ayat-ayat Al Qur’an berikut ini:
“allah yang
meninggikan langit tanpa tiang sebagaimana kamu melihatnya....”(QS. Ar
Ra’du, 13;2)
Kalau alam semesta ini
ada awal mula penciptanya dan scara matematika disebut sebagai syarat batas
awal. Kemudian syarat batas akhirsecara empiris sudah einstein peroleh, yaitu
dari pengamatannya terhadap prose kematian suatu bintang “the white dwarf”,
maka lengkaplah sudah alam semesta ini dari sudut tinjauan matematika. Sampai
pada pengamatan ini , dalam rangka mencari tuhan, einstein terus mencari
bukti-bukti ilmiah maupun filosofis tentang tuhan. Einstein bertekad untuk
menemukan eksistensi tuhan, kalaupan mungkin eksistensi tuhan yang
diformulasikan secara persamaan matematika dn fungsi besaran fisika.
Pencarian eksistensi tuhan oleh einstein, yaitu apa
yang dia harapkan akan muncul melalui pengamatan secara matematika maupun
secara fisika, ternyata eksistensi tuhan sulit untuk dirumuskan secara
matematika maupun secara fisika. Lebih sulit lagi untuk menerangkan kepad semua
orang konsep tentang seluk-beluk matematika maupun fisika yang dimiliki oleh alam
semesta yang diharapkan dapat menuju kepada eksistensi tuhan, sebab tidak semua
orang senang dan paham tentang matematika mapun fisika. Sampai dengan keadaan
ini, einstein mengatakan bahwa walaupun belum ditemukan tentang rumus atau
persamaan matematika dengan berbagai besaran fisika tentang alam smesta ini
yang dapat menyatakan eksistensi tuhan.
Seacara tidak langsung einstein menunjukkan bahwa
kemampuan manusia sangat terbatas, terlebih lagi untuk mencoba mengetahui
tentang zatNya tentu tidak mungkin.hal ini sebenarnya sudah diingatkan oleh
Nabi Muhammad SAW serti terungkap melalui pesan beliu:
“berfikirlah tentang
segala ciptaan allah, akan tetapi janganlah berfikir tentang zat-Nya.”(hadist
nabi)
Hadist tersebut
sebenarnya dngan tegas mengingatkan manusia untuk tidak memikirkan tentang
zat-Nya, akan tetapi manusia dipersilahkan memikirkan tentang segala ciptaan
allah. Dengan memikirkan segala ciptaan allah, diharapkan justru bakan makin
meyakinkan tentang eksistensi tuhan. (QS.ALI IMRAN, 3;190-191)
Jadi eksistensi tuhan akan tampak manakala manusia
memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi, penciptaan alam semesta ini,
termasuk tentang penciptaan dirinya sendiri, tanpa harus memikirkan bagaimana
bentuk eksistensi tuhan sebagai fungsi persamaan matematika maupun fisika.
C. Bagaimana
akhir pencarian Einstein?
Einstein
menyadari bahwa diirinya telah tua, kemampuannya dalam berpikir juga telah
menurun, sehinnga dia juga sadar bahwa kemungkinan untuk menghasilkan karya
ilmiah yang spektakuler juga sudah tidak mungkin lagi, maka einstein mulai
memikirkan “rumah masa depannya” yaitu kematian yang sudah dekat. Kematian
adalah sesuatu yang pasti, semua mahkluk hidup pasti akan mengalami kematian.
Pada
usia 75 tahun einstein makin sering
sakit-sakitan dan penyakit yang dideritanya adalah anemia hemolitik, sehingga
dokter pribadinya menyarankan banyak untuk beristirahat. Einstein jatuh sakit
karena aneurismenya pecah. Pada mulanya einstein dirawat dirumah, tapi karena
dikhawatirkan penyakit einstein bertambah parah, akhirnya einstein dibawa
kerumah sakit Princeton Hospital pada 15 april 1955. Tiga hari mendapatkan
perawatan dirumah sakit Princeton, akhirnya einstein benar-benar bertamu dengan
tuhhan tanpa melalui persamaan atau fungsi matematik belum juga ditemukan, tapi
einstein sudah menemukan tuhan dengan senyatanya, karena einstein telah
menghadap Allah SWT pada 18 april 1955. Einstein telah menemukan eksistensi
tuhan.
D. Pencarian
Einstein ada di dalam al quran.
Titik fokus Einstein dalam pencarian eksistensi Tuhan
ternyata bukan dengan besaran-besaran fisika melainkan melalui pengamatan alam
semesta . Banyak ayat dalam Al-Qur'an yang baik seacara tersurat maupun
tersirat mmangajak manusia untuk melakukan pengamatan terhadap alam semesta .
Dari Hasil pengamatan tersebut akan nampak kesesuaian nya dengan apa yang
terkandung dalam Al-Qur'an , dan ada akhirnya nanti akan semakin membawa
manusia lebih dekat dengan Sang Pencipta .
Pemahaman ayat-ayat Al-Qur'an adalah termasuk amalan “tajdid” , yang sangat
tergantung dengan tingkat pengetahuan seseorang. Jadi seiring dengan
beerkembangnya Ilmu Pengetahuan manusia maka akan semakin berkembang pulalah
kemampuan mamhami makna yang terkandung dalam Al-Qur'an .
Teori Einstein yang sebenarnya telah termuat dalam Al-Qur'an. Ketiga teori
Einstein memuat kecepatan cahaya
, di dalam Al-Qur'an surat Yunus ayat 5:
Menjelaskan :
Matahari dan
bulan memiliki garis edarnya sendiri, Matahari dan bulan memiliki periode
edarnya sendiri-sendiri. tersirat kecepatan jalannya cahaya. Kecepatan cahaya sendiri sudah tersirat dalam
Al-Qur'an surat As Sajadah ayat 5
yaitu tentang kecepatan malaikat
turun dari langit ke bumi dan kembali menghadap Allah dalam satu hari yang
lamanya sama dengan 1000 tahun menurut ukuran manusia .Hal itu membuktikan
bahwa cahaya adalah kecepatan tertinggi dan manusia tidak bias menyamainya dan
menunjukkan suatu besarab yang dapat menunjukkan kecepatan cahaya .
Cara peghitungan kecepatan cahaya melalui versi Al-Qur'an dan
membandingkannya dengan peneliti peneliti terdahulu , yang ternyata hasilnya
mendekati nilai-nilai dari hasil pengukuran ilmuwan ilmuwan sebelumnya , yaitu
kalau dibulatkan sebesar 300000 km/detik .
E.
KESIMPULAN
Dari
makalah ini dapat disimpulkan bahwa kita sebagai manusia untuk tidak memikirkan
tentang zat-Nya, akan tetapi manusia dipersilahkan memikirkan tentang segala
ciptaan Allah.
F.
PENUTUP
Demikian
makalah yang kami buat. Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan
makalah ini. Untuk itu kritik dan saran yang konstruktif senantiasa kami
nantikan demi kesempurnaan makalah ini kedepannya. Akhirnya semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi pemakalah pada khususnya dan pembaca pada umumnya,amin.
DAFTAR
PUSTAKA
Wardana, Wisnu Arya.2005.Einstein Membantah Taurat Dan Injil. Yogyakarta: Pustaka Belajar
[1] Arya wardana,wisnu.melacak teori einstein dalam alquran.(yogyakarta:
pustaka belajar).2005.hlm138-139
0 komentar:
Posting Komentar