Senin, 28 Januari 2013

Einstain Mencari Tuhan

       I.            PENDAHULUAN
            Tentang Einstein, banyak orang awam setengah bertanya: “ Apakah Einstein itu seorang manusia biasa, sama halnya dengan kita?”. Pertanyaan ini kedengarannya aneh, tapi sebenarnya pertanyaan yang wajar-wajar saja, mengingat banyak keistimewaan yang dimiliki oleh Einstein yang tidak dimiliki oleh orang lain, sehingga Einstein sering kali dianggap bukan sebagai manusia. Lantas Einstein itu sebenarnya siapa? Tugasnya sebagai apa? Terlebih lagi, Einstein menyatakan bahwa dirinya mempunyai agama sendiri yang belum pernah ada di dunia! Astaghfirullah! Lalu agamanya apa dan siapa nabinya dan apa pula kitab sucinya? Adakah pengikutnya? Siapa saja pengikut Einstein? Adakah di antara pengikutnya yang mungkin anda kenal? Serentetan pertanyaan yang menggelitik untuk dicari jawabannya pada pembahasan makalah kali ini.

    II.            RUMUSAN MASALAH
A.    Siapa Einstein itu?
B.     Bagaimana Einstein mencari tuhan?
C.     Bagaimana akhir pencarian Einstein?
D.    Pencarian Einstein ada di dalam al quran.
 III.            PEMBAHASAN
A.    Siapa Einstein itu?
1.    Masa kecileinstein
               Albert Einstein, atau disingkat nama famnya : Einstein, kiranya sebuah nama yang cukup dikenal karena penemuan-penemuannya yang sangat hebat, sehingga Einstein dijuluki sebagai pemikir paling hebat sepanjang abad, belum ada yang mengalahkan atau yang menyainginya sepanjang abad 20. Seorang ahli fisika dan matematika  dengan penemuan-penemuan ilmiahnya yang hebat, sehingga ia meraih hadiah nobel.
               Einstein adalah seorang yahudi–jerman yang dilahirkan di kota Ulm, Wurttenberg, Jerman, pada 14 Maret 1879, dengan nama lengkap pemberian ayahnya, Albert Einstein. Ayahnya seorang Yahudi yang tidak terlalu fanatik, bernama: Herman Einstein dan ibunya seorang yahudi bernama Paulina Koch yang satu fam (marga) dengan Robert Koch seorang dokter ahli bakteriologi, penemu hasil tuberkolosis, basil kolera, basil tipus, seorang peneliti yang menjadi ilmuan besar penerima Nobel dalam bidang kedokteran.
               Pada tahun 1885, Einstein dimasukkan ke sekolah dasar (Volkschule), Katolik Petersschule. Umur Einstein pada waktu masuk sekolah dasar telah genap 6 tahun. Einstein disekolah dasar (Volkschule) Katolik Petersschule adalah satu-satunya siswa yang beragama Yahudi. Setelah lulus sekolah dasar, Einstein melanjutkan ke Luitpold Gymnasium setingkat dengan sekolah menengah pertama (SMP) yang ada di kota Munich sebuah sekolah yang tidak tergolong sekolah faforit. Orang tua Einstein memilih sekolah ini untuk melenjutkan studi bagi anaknya, karena Luitpold Gymnasium adalah sekolah yang menganut sistem “interdenomi- nasional”.
B.     Bagaimana Einstein mencari tuhan?
               Pada malam hari yang cerah, einstein sering keluar rumah untuk melihat bintang-bintang yang bertaburan dan bersinar terang dilangit, ada sinarnya yang berwarna kuning, putih, merah, biru dan cahaya bulan yang menarik perhatian einstein dan kesemuanya menjadikan einstein berpikir tentang penciptaan alam semesta ini. Pengamatan einstein terhadap bintang-bintang atau benda-benda langit, sebernanya juga sesuai dengan ayat Al Qur’an berikut ini:
perhatikanlah apa yang ada dilangit dan dibumi.....” (QS. Yunus, 10:101)
               Mengapa einstein berpikir kearah penciptaan alam semesta itu? Hal ini tidak lain karena eintein dalam pengamatannya tentang alam semesta ini menemukan suatu keseimbangan, keteraturan dan kesempurnaan hukum alam. Secara logika apabila ada yang mengawali tentunya ada yang mengakhiri, apabila terjadinya sesuatu pasti ada yang menciptakan. Pengamatannya terhadap alam semesta ini serta hukum-hukum alam yang seimbang, teratur dan sempurna membawa einstein kepada suasana kejiwaan yang “religius”.[1]
Mengapa einstein ingin mendapatkan nilai-nilai “religius” yang sebenarnya? Kemungkinannya adalah karena einstein telah banyak mendapatkan bukti-bukti ilmiah dari hasil pengamatannya tentang perkembangan keadaan alam semesta ini yang serba seimbang, teratur dan sempurna. Keseimbangan, keteraturan dan kesempurnaan alam semesta ini secara rasional tentulah dapat disamakan sebagai persamaan matematika yang melibatkan besaran-besaran fisika didalamnya. Bukti-bukti ilmiah tersebut ingin dia dapatkan dan dia lengkapi dengan filosofis yang mendukung, agar lebih mantap dalam mengambil kesimpulan tentang siapa sebenarnya Sang Maha Pencipta! Dimana eksistensi Tuhan itu.
               Einstein sangat yakin bahwa alam semesta yang berkembang ini, pasti ada permulaannya dan pasti akan ada akhirnya. Keyakinan Einstein ini berdasarkan hasil pengamatannya tentang alam semesta. Einstein menemukan perubahan warna cahaya bintang yang berubah dari biru kemudian bergeser menjadi merah. Pendapat einstein ini, yaitu langit atau ruang angkasa yang berkembang, sebenarnya sudah ada sejak abad 15 abad yang lalu, yaitu seperti yang tersirat dalam ayat-ayat Al Qur’an berikut ini:
allah yang meninggikan langit tanpa tiang sebagaimana kamu melihatnya....”(QS. Ar Ra’du, 13;2)
Kalau alam semesta ini ada awal mula penciptanya dan scara matematika disebut sebagai syarat batas awal. Kemudian syarat batas akhirsecara empiris sudah einstein peroleh, yaitu dari pengamatannya terhadap prose kematian suatu bintang “the white dwarf”, maka lengkaplah sudah alam semesta ini dari sudut tinjauan matematika. Sampai pada pengamatan ini , dalam rangka mencari tuhan, einstein terus mencari bukti-bukti ilmiah maupun filosofis tentang tuhan. Einstein bertekad untuk menemukan eksistensi tuhan, kalaupan mungkin eksistensi tuhan yang diformulasikan secara persamaan matematika dn fungsi besaran fisika.
               Pencarian eksistensi tuhan oleh einstein, yaitu apa yang dia harapkan akan muncul melalui pengamatan secara matematika maupun secara fisika, ternyata eksistensi tuhan sulit untuk dirumuskan secara matematika maupun secara fisika. Lebih sulit lagi untuk menerangkan kepad semua orang konsep tentang seluk-beluk matematika maupun fisika yang dimiliki oleh alam semesta yang diharapkan dapat menuju kepada eksistensi tuhan, sebab tidak semua orang senang dan paham tentang matematika mapun fisika. Sampai dengan keadaan ini, einstein mengatakan bahwa walaupun belum ditemukan tentang rumus atau persamaan matematika dengan berbagai besaran fisika tentang alam smesta ini yang dapat menyatakan eksistensi tuhan.
               Seacara tidak langsung einstein menunjukkan bahwa kemampuan manusia sangat terbatas, terlebih lagi untuk mencoba mengetahui tentang zatNya tentu tidak mungkin.hal ini sebenarnya sudah diingatkan oleh Nabi Muhammad SAW serti terungkap melalui pesan beliu:
berfikirlah tentang segala ciptaan allah, akan tetapi janganlah berfikir tentang zat-Nya.”(hadist nabi)
Hadist tersebut sebenarnya dngan tegas mengingatkan manusia untuk tidak memikirkan tentang zat-Nya, akan tetapi manusia dipersilahkan memikirkan tentang segala ciptaan allah. Dengan memikirkan segala ciptaan allah, diharapkan justru bakan makin meyakinkan tentang eksistensi tuhan. (QS.ALI IMRAN, 3;190-191)
               Jadi eksistensi tuhan akan tampak manakala manusia memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi, penciptaan alam semesta ini, termasuk tentang penciptaan dirinya sendiri, tanpa harus memikirkan bagaimana bentuk eksistensi tuhan sebagai fungsi persamaan matematika maupun fisika.
C.     Bagaimana akhir pencarian Einstein?
Einstein menyadari bahwa diirinya telah tua, kemampuannya dalam berpikir juga telah menurun, sehinnga dia juga sadar bahwa kemungkinan untuk menghasilkan karya ilmiah yang spektakuler juga sudah tidak mungkin lagi, maka einstein mulai memikirkan “rumah masa depannya” yaitu kematian yang sudah dekat. Kematian adalah sesuatu yang pasti, semua mahkluk hidup pasti akan mengalami kematian.
Pada usia 75 tahun einstein  makin sering sakit-sakitan dan penyakit yang dideritanya adalah anemia hemolitik, sehingga dokter pribadinya menyarankan banyak untuk beristirahat. Einstein jatuh sakit karena aneurismenya pecah. Pada mulanya einstein dirawat dirumah, tapi karena dikhawatirkan penyakit einstein bertambah parah, akhirnya einstein dibawa kerumah sakit Princeton Hospital pada 15 april 1955. Tiga hari mendapatkan perawatan dirumah sakit Princeton, akhirnya einstein benar-benar bertamu dengan tuhhan tanpa melalui persamaan atau fungsi matematik belum juga ditemukan, tapi einstein sudah menemukan tuhan dengan senyatanya, karena einstein telah menghadap Allah SWT pada 18 april 1955. Einstein telah menemukan eksistensi tuhan.
D.    Pencarian Einstein ada di dalam al quran.
Titik fokus Einstein dalam pencarian eksistensi Tuhan ternyata bukan dengan besaran-besaran fisika melainkan melalui pengamatan alam semesta . Banyak ayat dalam Al-Qur'an yang baik seacara tersurat maupun tersirat mmangajak manusia untuk melakukan pengamatan terhadap alam semesta . Dari Hasil pengamatan tersebut akan nampak kesesuaian nya dengan apa yang terkandung dalam Al-Qur'an , dan ada akhirnya nanti akan semakin membawa manusia lebih dekat dengan Sang Pencipta .
Pemahaman ayat-ayat Al-Qur'an adalah termasuk amalan “tajdid” , yang sangat tergantung dengan tingkat pengetahuan seseorang. Jadi seiring dengan beerkembangnya Ilmu Pengetahuan manusia maka akan semakin berkembang pulalah kemampuan mamhami makna yang terkandung dalam Al-Qur'an .
Teori Einstein yang sebenarnya telah termuat dalam Al-Qur'an. Ketiga teori Einstein memuat kecepatan cahaya , di dalam Al-Qur'an surat Yunus ayat 5:
Menjelaskan :

Matahari dan bulan memiliki garis edarnya sendiri, Matahari dan bulan memiliki periode edarnya sendiri-sendiri. tersirat kecepatan jalannya cahaya. Kecepatan cahaya sendiri sudah tersirat dalam Al-Qur'an surat As Sajadah ayat 5

                                                                                                                   
yaitu tentang kecepatan malaikat turun dari langit ke bumi dan kembali menghadap Allah dalam satu hari yang lamanya sama dengan 1000 tahun menurut ukuran manusia .Hal itu membuktikan bahwa cahaya adalah kecepatan tertinggi dan manusia tidak bias menyamainya dan menunjukkan suatu besarab yang dapat menunjukkan kecepatan cahaya .
Cara peghitungan kecepatan cahaya melalui versi Al-Qur'an dan membandingkannya dengan peneliti peneliti terdahulu , yang ternyata hasilnya mendekati nilai-nilai dari hasil pengukuran ilmuwan ilmuwan sebelumnya , yaitu kalau dibulatkan sebesar 300000 km/detik .

E.     KESIMPULAN
Dari makalah ini dapat disimpulkan bahwa kita sebagai manusia untuk tidak memikirkan tentang zat-Nya, akan tetapi manusia dipersilahkan memikirkan tentang segala ciptaan Allah.

F.      PENUTUP
Demikian makalah yang kami buat. Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini. Untuk itu kritik dan saran yang konstruktif senantiasa kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini kedepannya. Akhirnya semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pemakalah pada khususnya dan pembaca pada umumnya,amin.


                                            DAFTAR PUSTAKA
Wardana, Wisnu Arya.2005.Einstein Membantah Taurat Dan Injil. Yogyakarta: Pustaka Belajar


[1] Arya wardana,wisnu.melacak teori einstein dalam alquran.(yogyakarta: pustaka belajar).2005.hlm138-139

0 komentar:

Posting Komentar